Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya.
Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis
yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius
menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan
lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan
melompat ke atas air . Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi
yang hobi memeliharanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi
adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih,
dan perlakuan seleksi yang ketat.
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam
pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air
tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa
dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan
kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup
mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari
jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih.
Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam
bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang
dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis.
Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu
bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil,
kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen
bisa dihilangkan.
Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang
tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma
dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh
artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga
sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2
tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan,
perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya,
lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk
jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika
seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan
takdisangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan
stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena
keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus
induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih
memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi
benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam.
Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang
saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah
tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan
telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar
telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan
ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan
dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata,
panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan
dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk
betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih
utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban
tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang,
kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam
pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain
kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti
Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah
malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti
induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk
jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada
puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali
meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan
mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan
penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang
jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera
dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan
induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama,
dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur
menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam
penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan
(kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu
dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15
menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam
telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar
kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.